Sabtu, 17 November 2012

PAK HABIBIE REDESAIN PESAWAT N-250




Mantan Presiden BJ Habibie bertekad mewujudkan kembali mimpinya agar pesawat komersial tipe N-250, yang pernah terbang 17 tahun silam tapi kemudian kandas lantaran krisis ekonomi, bisa mengangkasa lagi. Saat berbicara di Bandung pada Jumat (10/8), dengan mata berbinar-binar Habibie menceritakan langkahnya mewujudkan impian itu. Dua perusahaan, yakni PT Eagle Cap (bukan Eagle Cabin seperti ditulis Media Indonesia, 11/8) milik mantan Dirut Bursa Efek Jakarta Eri Firmansyah dan PT il Thabie milik dua anak Habibie yakni Ilham dan Thareq, yang menyatu di bawah bendera PT Radio Aviation Industry (RAI), akan mendanai program N-250 itu.

Tetapi, kata Habibie, N-250 akan diredesain sesuai dengan selera pasar. "Saya yang punya gambarnya," kata Habibie. Menurut dia, desain dan mesin akan diperbarui. Semua ditanganinya. "Mereka (BPPT dan PT DI) tidak akan bisa membuat pesawat kalau tidak punya gambarnya," kata mantan Dirut PT Dirgantara Indonesia (PT DI) itu. Habibie telah mematenkan seluruh rancangannya. Bapak Teknologi Indonesia itu akan berkontribusi pada sumber daya manusia dan rancang bangun pesawat. "Kalau urusan bisnis, biar anak-anak saya," tambahnya.

Habibie bertambah optimistis karena banyak mantan anak buahnya yang bekerja di industri pesawat terbang asing akan kembali ke Indonesia. "Mereka sudah menelpon eyang (panggilan akrab Habibie) menanyakan kapan bisa pulang dan bekerja," ujar Habibie tersenyum lebar. Pada kesempatan terpisah Eri Firmansyah mengatakan perjanjian kerja sama PT Eagle Cap dan PT il Thabie sudah ditandatangani sekitar seminggu yang lalu. Namun, Eri belum bisa memerinci kapan program pengadaan pesawat berbaling-baling itu dimulai. "Ini masih tahap awal. Sesudah (penandatanganan) masih akan dilakukan studi karena spesifikasinya berubah," katanya. Dengan digulirkannya kembali program pesawat N-250, Eri berharap bisa menggairahkan industri penerbangan baik di dalam maupun luar negeri. Selain itu, untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia mampu memproduksi pesawat sendiri.

Hanya Dua Sumber daya manusia (SDM) Indonesia tidak kalah jika dibandingkan dengan SDM Amerika, Eropa, serta negara maju lainnya. Habibie membuktikan itu. Menurut dia, di dunia ini baru dua orang yang mendapatkan medali emas Edward Bruner Award, penghargaan yang diberikan badan penerbangan sipil dunia bentukan PBB. Medali itu hanya diberikan setiap 50 tahun sekali. Habibie adalah orang kedua di dunia yang mendapat penghargaan itu untuk kategori ahli perancang keselamatan dan keamanan penerbangan sipil. Penghargaan diberikan pada 7 Desember 1994 di Montreal, Kanada, sembilan bulan menjelang peluncuran N-250. "Ini fakta sejarah bahwa kualitas SDM Indonesia sama dengan Eropa, Jepang, Amerika, dan China," tegasnya. Habibie mengatakan dia tidak akan melupakan jasa 'anak-anaknya' yang dulu bekerja di IPTN dan BPPT mewujudkan N-250 dan N-130 bermesin jet. Sampai sekarang Habibie masih memercayai SDM Indonesia. Dengan cara itu dia berharap ada regenerasi para ahli penerbangan. "Saya mengharapkan ITB, UI, UGM kembali digiatkan dalam riset-riset yang mendukung inovasi nasional," katanya lagi.

Sabtu, 10 November 2012

Obsesi dan Cita-Citaku

Selamat Siang, berjumpa kembali dengan saya. Mohon maaf karena selama ini saya belum meng-update blogger saya. Di siang ini saya akan menguraikan Obsesi dan Cita-cita saya
.
Mari kita mulai. . .

Saat ini saya masih bersekolah di SMP N 1 Maospati, tepatnya di kelas IX A. Saya bercita-cita lulus UN dengan hasil yang sangat memuaskan. Amin.. Saya ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, keinginan saya bersekolah di SMA N 1 MAOSPATI. Saya ingin di SMA N 1 MAOSPATI karena di sana ada ekstra kurikuler Aeromodelling dan di SMA N 1 MAOSPATI ialah sekolah favorit di sekitar kecamatan Maospati. Memang saya suka aeromodelling karena saya sangat mencintai dunia kedirgantaraan dan TNI-AU.

Saya di SMANTI ingin masuk di kelas 11 program Ilmu Alam (SMA IPA). Karena saya bercita-cita menjadi seorang Karbol Akademi Angkatan Udara. Saya pernah ke AAU di Yogjakarta. Kata bapak saya yang kebetulan seorang Tentara Langit (TNI-AU) menjadi Taruna Karbol tidaklah mudah, karena dari sekitar 400 calon yang mendaftar hanya diambil 100 orang saja. Waduh...! Gumam saya... saya harus dapat mengalahkan 400 calon pendaftar. Itu sangat sulit. . .

Saya setelah menjadi seorang Karbol AAU ingin melanjutkan ke penjurusan di bidang pilot. Saya ingin menjadi seorang pilot pesawat tempur yang handal... Saya ingin menjadi pilot pesawat tempur jenis Sukhoi Su-27/30 atau pesawat tempur jenis F-16 Fighting Falcon. Kalau itu sangat sulit, saya menargetkan menjadi seorang pilot team aerobatik Indonesia yaitu Jupiter Aerobatic Team yang menggunakan pesawat latih KT-1B Woongbee buatan Korea Selatan. Saya bangga ketika pesawat JAT melakukan manuver-manuver yang spektakuler, antara lain Jupiter Fly Pass, manuver Mirror, manuver Boom Burst, manuver Solo Dynamic, dan masih banyak lagi. Merupakan kebanggaan bagi saya jika menjadi pilot tim aerobatik JAT yang menjadi "The Ambassador in the Sky" Duta Bangsa di udara. .
Amin...